
Semut api ini ditemukan di daerah Nicaragua dan Paraguay, panjangnya dapat mencapai 25 mm dan mereka hidup di pepohonan. Semut jenis ini dideskripsikan pertama kali oleh Joseph Charles Bequaert (1886-1982). Dikatakannya, rasa sakit yang dihasilkan dari 1 gigitan semut ini dapat berulang terus hingga 30 kali. Itulah yang disebut dengan gelombang rasa sakit yang terasa seperti terbakar dan berulang terus selama 24 jam.
Selain warna kulit yang berubah, gigitan semut api ini mempunyai akibat lainnya, yaitu demam selama tiga hari dan necrosis / darah membeku pada area yang terinfeksi oleh gigitan ini. Geajal-gejala lainnya yang terjadi di area yang terinfeksi adalah bengkak, berkeringat secara berlebihan, mual, dan juga meningkatnya suhu tubuh. Bahkan gigitan kedua dari semut ini dapat mengakibatkan anaphylactic shock pada korbannya.
Dan sesuatu yang gila dilakukan oleh sebuah suku dari pedalaman amazon, suku tersebut bernama sateré-mawé. Dalam sebuah ritual, seseorang yang masih muda diharuskan memasukkan tangannya ke dalam sebuah sarung tangan yang dipenuhi semut api ini. Dan yang lolos dalam ritual ini akan menjadi seorang warrior. Sedangkan orang indian menggunakan semut ini sebagai obat untuk mengatasi rematik.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan